Bali, pulau dewata memang dikenal akan keindahan alam dan budayanya, kini dihadapkan pada dilema lahan sawah. Di satu sisi, pariwisata bali sangat aktif menjadi sumber pendapatan utama bagi masyarakatnya. Namun di sisi lain, pesatnya perkembangan pariwisata membawa dampak negatif, salah satunya adalah penyusutan lahan sawah di beberapa daerah.
Data BPS Mengenai Penyusutan Sawah di Bali
Menurut data BPS Bali, lahan sawah di Bali menyusut dari 158.100 hektar di tahun 2013 menjadi 138.500 hektar di tahun 2023. Hal ini menunjukkan penurunan sebesar 12,6% dalam kurun waktu 10 tahun.
Penyusutan lahan sawah ini terjadi secara bertahap dan tidak merata di seluruh wilayah Bali. Penyusutan banyak terjadi di daerah yang padat penduduk akibat pariwisata di Bali.
Daerah yang Terdampak Penyusutan Sawah di Bali
Alih lahan sawah di Bali banyak dijadikan villa, resort maupun rumah akibat jumlah penduduk yang semakin bertambah. Berikut ini, Info Bali Today merangkum beberapa wilayah yang mengalami penyusutan lahan sawah:
1. Kabupaten Badung
Penurunan lahan sawah di Badung mencapai 25% antara tahun 2013 dan 2023. Hal ini disebabkan oleh pesatnya pembangunan hotel, restoran, dan infrastruktur pariwisata di wilayah ini.
2. Kabupaten Gianyar
Di Gianyar, lahan sawah menyusut sebesar 18% dalam kurun waktu 10 tahun. Konversi lahan sawah menjadi vila dan resort menjadi faktor utama di balik penurunan ini.
3. Kabupaten Tabanan
Tabanan mengalami penurunan lahan sawah sebesar 15% antara tahun 2013 dan 2023. Alih fungsi lahan sawah menjadi kawasan perumahan dan komersial menjadi penyebab utama di wilayah ini.
Baca juga: Penampakan Laboratorium Narkoba Terungkap di Badung, Bali
Dampak Negatif Penyusutan Sawah di Bali
Penyusutan lahan sawah membawa dampak negatif bagi berbagai pihak, antara lain pada beberapa hal ini:
1. Ketahanan pangan
Bali menjadi semakin bergantung pada pasokan beras dari luar daerah. Hal ini meningkatkan kerentanan terhadap krisis pangan dan inflasi.
2. Ekonomi
Hilangnya lahan sawah berarti hilangnya sumber pendapatan bagi para petani. Hal ini dapat memperparah kemiskinan di pedesaan.
3. Lingkungan
Konversi lahan sawah menjadi kawasan wisata dapat menyebabkan kerusakan lingkungan, seperti pencemaran air dan hilangnya habitat flora dan fauna.
Dari hal tersebut, pemerintah dan berbagai pihak terkait perlu mengambil langkah-langkah serius untuk mengatasi masalah ini. Beberapa solusi atau saran yang dapat dipertimbangkan, antara lain:
- Membuat regulasi yang lebih ketat terkait dengan alih fungsi lahan sawah.
- Mendorong pengembangan agrowisata yang berkelanjutan.
- Memberikan insentif bagi para petani untuk tetap bercocok tanam.
- Meningkatkan edukasi dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga lahan sawah.