Hari Raya Saraswati merupakan salah satu hari penuh makna dalam kalender Bali yang jatuh setiap 6 bulan sekali. Penanggalan hari raya Saraswati berdasarkan wuku yang jatuh setiap 210 hari sekali pada Sabtu Umanis Wuku Watugunung.
Hari raya Saraswati memiliki makna penting terutama di kalangan instansi pendidikan seperti sekolah (SD, SMP, SMA/SMK) dan kampus. Pada hari ini, umat Hindu di Bali merayakan kebijaksanaan dan ilmu pengetahuan yang dianugerahkan oleh Dewi Saraswati.
Membahas Lebih Jauh Hari Raya Saraswati
Hari Raya Saraswati merupakan perayaan untuk menghormati Dewi Saraswati (utpeti), sebagai sakti dari Dewa Brahma. Dalam mitologi Hindu, Saraswati adalah dewi pengetahuan, kesadaran (widya), dan sastra. Beliau digambarkan sebagai dewi yang duduk di atas teratai, berwahana seekor angsa (Hamsa) dam merak.
Lalu, empat tangan yang masing-masing membawa sitar atau veena, kitab suci, dan ganatri. Dewi Saraswati dipercaya memberikan anugerah pengetahuan dan kebudayaan kepada umat manusia, sehingga kita bisa menjadi makhluk yang beradab.
Baca juga: Makna Banten Saiban di Kehidupan Sehari-Hari
Makna Hari Raya Saraswati
Dilansir dari laman kubutambahan.bulelengkab.go.id, pemujaan Dewi Saraswati memiliki makna memuja dan bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan fokus pada aspek Dewi Saraswati sebagai simbol vidya (pengetahuan).
Dengan demikian, umat Hindu berharap terbebas dari avidya (kebodohan) dan dibimbing menuju kedamaian abadi serta pencerahan sempurna.
Setelah pemujaan Saraswati selesai, biasanya dilanjutkan dengan mesarnbang semadhi, yaitu meditasi atau pembacaan lontar-lontar semalam suntuk untuk mencari pencerahan dari Ida Hyang Saraswati.
Hari Raya Banyu Pinaruh
Hari Esok setelah hari raya Saraswati, umat Hindu melanjutkan dengan Banyu Pinaruh pada hari berikutnya. Banyu Pinaruh menandai dimulainya wuku baru yaitu Wuku Sinta. Tradisi ini sering kali dikaitkan dengan upacara penyucian diri seperti melukat atau mandi di pantai, sungai, atau tempat melukat lainnya.
Banyu Pinaruh juga diiringi dengan tradisi menghaturkan nasi kuning sebagai simbol kebersihan dan kesucian.
Hari Raya Saraswati dan Banyu Pinaruh merupakan momentum penting bagi umat Hindu untuk mensyukuri anugerah pengetahuan dan kebijaksanaan serta melakukan refleksi diri menuju pencerahan dan kedamaian diri.