Setelah Berakhirnya hari Raya Saraswati, umat Hindu di Bali merayakan Hari Raya Pagerwesi yang jatuh pada Rabu Kliwon Wuku Sinta. Hari Raya Saraswati, yang diperingati beberapa hari sebelumnya, dikenal sebagai hari ilmu pengetahuan. Pada waktu tersebut, umat Hindu memuja Dewi Saraswati sebagai dewi ilmu pengetahuan, seni, dan kebijaksanaan.
Hari ini diisi dengan berbagai kegiatan keagamaan seperti sembahyang di pura dan sekolah-sekolah, serta penghormatan terhadap buku dan alat tulis sebagai simbol ilmu pengetahuan. Lalu, 4 hari setelah hari raya saraswati, terdapat hari raya Pagerwesi.
Hari Raya Pagerwesi
Hari Raya Pagerwesi sendiri adalah hari yang penuh makna bagi umat Hindu. Secara harfiah, Pagerwesi berasal dari kata “pager” yang berarti pagar atau perlindungan, dan “wesi” yang berarti besi.
Jadi, Pagerwesi secara simbolis mencerminkan perlindungan yang kokoh dan kuat. Pada hari ini, umat Hindu merayakan keteguhan iman dan pentingnya ilmu pengetahuan sebagai tameng untuk menghindari kegelapan atau awidya.
Sejarah
Hari Raya Pagerwesi memiliki sejarah yang mendalam dalam tradisi Hindu Bali. Kata “Pagerwesi” berasal dari dua kata yaitu “pager” yang berarti pagar dan “wesi” yang berarti besi. Dalam makna filosofisnya, hari ini melambangkan perlindungan yang kuat dan kokoh. Umat Hindu percaya bahwa dengan keteguhan iman dan ilmu pengetahuan, mereka dapat melindungi diri dari pengaruh negatif dan kegelapan.
Perayaan ini juga memiliki makna spiritual yang dalam. Pada Hari tersebut, umat Hindu memuja Ida Sang Hyang Widhi Wasa dalam manifestasinya sebagai Sanghyang Pramesti Guru, yang juga dikenal sebagai Dewa Siwa.
Dewa Siwa dianggap sebagai dewa yang memiliki kekuatan untuk melebur segala hal buruk dan memberikan perlindungan kepada umatnya. Umat Hindu diingatkan untuk memperdalam pemahaman mereka tentang ilmu pengetahuan dan menggunakannya sebagai perlindungan utama dalam kehidupan mereka.
Selama perayaan ini, berbagai ritual dilakukan untuk memohon perlindungan dan bimbingan dari Sanghyang Pramesti Guru. Umat Hindu melakukan meditasi, yoga, dan penghormatan kepada dewa tersebut. Melalui kegiatan ini, mereka berusaha untuk membersihkan diri dari sifat-sifat buruk dan memperkuat iman mereka. Dengan demikian, Hari raya ini menjadi waktu refleksi spiritual yang penting bagi umat Hindu.
Baca juga: Makna Hari Raya Saraswati Sebagai Hari Ilmu Pengetahuan
Makna Hari Raya Pagerwesi
Makna dari Hari Raya Pagerwesi sangat mendalam bagi umat Hindu. Pagerwesi mengajarkan pentingnya memiliki perlindungan yang kokoh, baik secara fisik maupun spiritual. Ilmu pengetahuan dianggap sebagai tameng utama yang dapat melindungi seseorang dari kegelapan atau awidya.
Dalam konteks ini, Pagerwesi bukan hanya sekadar perayaan ritual, tetapi juga merupakan pengingat akan pentingnya belajar dan memahami ilmu pengetahuan.
Hari ini juga menjadi momen bagi umat Hindu untuk merenung dan memperkuat peribadatan mereka. Melalui meditasi dan yoga, mereka berusaha untuk memperdalam pemahaman spiritual mereka dan menjauhi sifat-sifat buruk.
Penghormatan kepada Sanghyang Pramesti Guru menjadi pusat dari semua kegiatan ini, mengingatkan umat Hindu akan pentingnya menjaga keteguhan iman dan moralitas.
Waktu Pelaksanaan Hari Raya Pagerwesi
Hari raya ini jatuh pada Budha (Rabu) Kliwon Wuku Sinta, tepat 4 hari setelah hari raya Saraswati. Berdasarkan penanggalan wuku, maka berjalan setiap 210 hari, sama halnya dengan Galungan dan Kuningan.
Perayaan ini berdekatan dengan Hari Raya Saraswati, yang jatuh empat hari sebelumnya. Kedua perayaan ini memiliki hubungan erat dengan ilmu pengetahuan. Jika Saraswati adalah hari turunnya ilmu pengetahuan, maka Pagerwesi adalah hari untuk memperkuat perlindungan dengan ilmu pengetahuan tersebut.
Keterkaitan antara kedua hari raya ini menunjukkan betapa pentingnya ilmu pengetahuan dalam kehidupan umat Hindu.