UMKM dan startup merupakan dua istilah yang sering dibicarakan dalam konteks bisnis di Indonesia. Banyak anak muda yang binggung mau bangun UMKM atau Startup di jaman yang serba digital ini.
UMKM dan Startup menunjukkan dinamika yang berbeda dalam pendekatan mereka terhadap bisnis, pertumbuhan, dan permodalan. Untuk itu, Info Bali Today akan membahas lebih dalam mengenai perbedaan dan karakteristik keduanya, serta apa yang membuat keduanya menarik bagi wirausaha di Indonesia.
UMKM sebagai Penopang Ekonomi Indonesia
UMKM, atau Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, memainkan peran kunci dalam ekonomi Indonesia. Faktanya, sekitar 99,9% bisnis di Indonesia adalah UMKM, menunjukkan betapa signifikan perannya dalam menjaga stabilitas ekonomi. UMKM dikenal sebagai “si kecil yang menyelamatkan ekonomi,” terutama dalam menghadapi krisis.
Selama krisis ekonomi tahun 1998 dan pandemi Covid-19, UMKM terbukti tangguh dan mampu bertahan di tengah gejolak ekonomi, sering menjadi solusi bagi mereka yang kehilangan pekerjaan.
Produk UMKM kebanyakkan bersifat fisik, seperti makanan, pakaian, dan kerajinan tangan, namun ada juga yang bergerak di bidang jasa seperti pendidikan dan layanan kebersihan. UMKM cenderung mengembangkan usahanya dengan modal sendiri, sering kali dengan memutarbalikkan pendapatan dari penjualan untuk membiayai pertumbuhan.
Beberapa UMKM juga menggunakan fasilitas Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk tambahan modal. Fokus utama UMKM adalah mencapai keuntungan yang stabil dan berkelanjutan, dengan tujuan jangka panjang untuk menjaga bisnis tetap berjalan dan memberi pendapatan yang konsisten.
Startup, Pertumbuhan Pesat dan Inovasi Teknologi
Di sisi lain, startup adalah bisnis yang biasanya berbasis teknologi dan berorientasi pada pertumbuhan pesat. Startup sering memanfaatkan inovasi dalam teknologi informasi, seperti aplikasi dan perangkat lunak, untuk menciptakan produk dan layanan yang unik.
Saat ini, banyak startup yang dimulai dengan modal sendiri, namun mereka cepat menarik perhatian investor untuk mendukung pertumbuhan mereka. Investor memainkan peran penting dalam menyediakan dana bagi startup, memungkinkan mereka untuk mengembangkan produk dan memperluas jangkauan dengan cepat.
Tujuan startup adalah mencapai pertumbuhan yang cepat dan signifikan. Inilah mengapa kita sering mendengar istilah “membakar uang,” di mana startup tidak ragu untuk menginvestasikan banyak sumber daya dalam pengembangan produk, pemasaran, dan ekspansi. Tujuan akhir dari startup bisa bermacam-macam, mulai dari kemitraan strategis hingga diakuisisi oleh perusahaan yang lebih besar.
Baca juga: Seluk Beluk Jurusan Manajemen di Perkuliahan
Akselerasi dan Kecepatan Pertumbuhan
Salah satu perbedaan utama antara UMKM dan startup adalah tingkat akselerasi pertumbuhannya.
Startup dirancang untuk tumbuh dengan cepat, dengan sumber daya yang cukup dari investor untuk mempercepat ekspansi. Mereka dapat membuka cabang baru, memperluas tim, dan mengembangkan produk dengan kecepatan yang sulit dicapai oleh UMKM yang lebih tradisional.
Sementara itu, UMKM biasanya tumbuh dengan kecepatan yang lebih lambat, mengikuti model bisnis yang lebih konvensional dan mengandalkan pendapatan untuk ekspansi.
Mana yang Cocok, UMKM atau Startup?
Memilih antara UMKM dan startup sangat bergantung pada visi dan tujuan bisnis kamu. Jika Anda mencari stabilitas dan fokus pada keuntungan jangka panjang, UMKM bisa menjadi pilihan yang tepat. Namun, jika kamu berorientasi pada pertumbuhan cepat dan ingin mengejar inovasi teknologi, startup mungkin lebih sesuai dengan visi yang kamu punya.
Sebenarnya, masing-masing memiliki tantangan dan peluangnya sendiri, jadi penting untuk memahami perbedaan mendasar antara keduanya sebelum kamu memulai bisnis. Apakah lebih suka pendekatan yang lebih tradisional dengan risiko lebih rendah, ataukah ingin terjun ke dunia teknologi dengan potensi pertumbuhan yang luar biasa? Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini akan membantumu menentukan jalan yang paling cocok bagi perjalanan bisnismu.
